YLBHI dan WALHI bersama Serikat Petani Lampung Gelar 'Temu Rakyat Sumatera'

YLBHI dan WALHI bersama Serikat Petani Lampung Gelar 'Temu Rakyat Sumatera'
Suasana Temu Rakyat Sumatera di Sripendowo/Foto Agus Sahroni

LAMPUNGKU.ID, LAMPUNG TIMUR Ratusan orang dari berbagai provinsi di pulau Sumatera menggelar kegiatan Temu Rakyat Sumatera dengan mengusung tema "Membangun Persatuan Gerakan Rakyat, Lawan Perampasan Ruang Hidup". 

Acara yang digelar oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLHBI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesi (WALHI) dan Serikat Petani Lampung tersebut berlangsung di Desa Sripendowo, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (6/9/2025) malam.

Kehadiran mereka untuk bersama sama diskusi membahas berbagai macam permasalahan yang ada di pulau Sumatera terkait persoalan perampasan hak ruang hidup oleh para penguasa. Pertemuan ini bukan hanya sekadar ajang silaturahim, tetapi sebuah momentum untuk menuntut perubahan.

Acara dialog kebangsaan itu menghadirkan tiga tokoh nasional diantaranya mantan ketua YLBHI 1995-2000 dan mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto yang juga sebagai ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Tokoh aktivis Ham Inayah Wulandari Wahid dan Dekan Fakultas Hukum UMSU,Prof. Dr. Faisal.

Pada kesempatan tersebut Bambang Widjojanto mengungkapkan setiap tantangan itu akan bisa ditaklukkan kalau ada dalam kebersamaan dan dalam barisan. 

"Jadi kita hadir disini untuk merapatkan barisan, supaya hak-hak yang menjadi bagian dari perjuangkan,"ungkapnya.

Menurutnya,kebersamaan itu akan menimbulkan sesuatu kekuatan yang tak mudah ditaklukkan oleh siapa pun itu.

"Jadi inilah yang kalau di dalam Islam disebut dalam kekuatan silaturahim. Ketika rahim kita bertemu maka kekuatan silaturahim ini menjadi kekuatan yang tak mungkin di cerai beraikan. Disinilah apa kehebatan dari pertemuan ini dan saya bisa lihat tadi, ada teater rakyat ditampilkan oleh anak-anak usia dini, dengan sepenuh hati matanya tadi melihat dengan ekspresi,"terangnya.

Dia juga menegaskan, acara tersebut menggambarkan perjuangan untuk anak dan cucu dan merupakan sejarah yang luar biasa meskipun tidak punya apa apa tetapi kebersamaan itu menyatu. 

"Sehebat apa pun masalah, kalau kita bergotong royong,maka tak ada masalah yang seberat takkan bisa terselesaikan. Jadi kekuatan gotong royong itu punya sesuatu.Kemudian yang kedua kita hadir disini untuk melakukan musyawarah dan mencari cara terbaik,"tegasnya.

"Kita juga tidak sedang melakukan pemberontakan, kita sedang mempertahankan apa yang menjadi milik kita, dan mewujudkan nilai-nilai yang dulu disepakati oleh para pendiri bangsa ini,"tambahnya.

"Seharusnya penguasa itu berterimakasih kepada ibu ibu dan bapak bapak yang telah hadir hari ini. Karena mengingatkan kembali apa yang sudah dilakukan.Percayalah 5 sampai 10 hingga 15 tahun yang akan datang, benih yang tertanam itu akan muncul disebuah pohon serta dia akan berbuah. Buah itu adalah kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,"lanjut Bambang.

Diketahui sebelum acara di mulai ratusan warga yang tergabung dalam Temu Rakyat Sumatera. Menyaksikan tampilan teater dari siswa siswi SMP PGRI 1 Desa Sripendowo. Peran yang ditampilkan suatu kisah perjuangan rakyat melawan mafia tanah.  

Para peserta terus menyuarakan, yel-yel perlawanan rakyat seperti ''Hidup Rakyat! Hidup Petani!  Hidup perempuan yang melawan!" terus disuarakan oleh ratusan peserta yang hadir dalam acara Temu Rakyat Sumatera.