Puluhan Siswa Ngawi Keracunan, Bakteri Mematikan Ditemukan dalam Menu Ayam Lada Hitam

Puluhan Siswa Ngawi Keracunan, Bakteri Mematikan Ditemukan dalam Menu Ayam Lada Hitam
Kasus Keracunan MBG di Ngawi / Foto Net

LAMPUNGKU.ID, JAWA TIMUR Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan kesehatan siswa, justru berujung petaka di Ngawi. 

Sebanyak 54 pelajar dari SMKN 1 Sine dan SMP Muhammadiyah Ngawi mengalami keracunan massal dengan gejala pusing, muntah, diare, hingga sesak napas setelah mengonsumsi menu MBG.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi bergerak cepat melakukan investigasi dan menemukan fakta mencengangkan. 

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa menu ayam lada hitam dan sayur brokoli yang disajikan dalam program MBG tersebut terkontaminasi bakteri berbahaya.

"Dari hasil pemeriksaan, diketahui dua sampel makanan, yakni menu ayam lada hitam positif mengandung bakteri Bacillus cereus, serta sayur brokoli mengandung Staphylococcus aureus," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan dan Farmasi (SDMKF) Dinkes Ngawi, Dhina Handayani, pada Jumat (17/10/2025).

Dhina menambahkan, bakteri tersebut juga terdeteksi pada sampel muntahan siswa, menguatkan dugaan bahwa sumber keracunan berasal dari menu MBG yang disajikan pada Selasa (30/09/2025), sehari sebelum kejadian keracunan.

Selain itu, Dinkes juga menemukan bahwa kualitas air dari depo pengolahan makanan SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan, penyedia MBG, belum memenuhi standar kesehatan. 

Diduga, proses pengolahan makanan yang kurang higienis dan kualitas air yang buruk menjadi penyebab utama munculnya bakteri berbahaya tersebut.

Menindaklanjuti temuan ini, Dinkes Ngawi telah mengirimkan surat resmi kepada SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan untuk segera melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi makanan. 

Akibat kejadian ini, SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan ditutup sementara hingga standar kebersihan dan keamanan pangan terpenuhi.

"Kami masih menunggu hasil lanjutan terkait keberlangsungan SPPG. Yang jelas, aspek kebersihan dan keamanan pangan harus menjadi perhatian utama ke depan," tegas Dhina.

Kasus keracunan massal ini menjadi pukulan telak bagi program MBG di Ngawi. Masyarakat menuntut adanya evaluasi menyeluruh dan perbaikan standar keamanan pangan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.(*)