Petani Singkong Lampung Timur, Merasa Dijajah Secara Ekonomi

LAMPUNGKU.ID, LAMPUNG TIMUR Petani singkong di Lampung Timur geram! Mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan pengolah singkong yang dinilai mengeksploitasi hasil jerih payah mereka.
Ketua Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur, Maradoni, menyampaikan hal ini dalam audensi di Sekretariat PWI Lampung Timur, Selasa (7/1/2025).
Maradoni mengungkapkan keprihatinannya atas harga singkong yang terus merosot, menekan perekonomian petani hingga ke titik nadir.
Potongan refraksi hingga 30% dan pengurangan bobot akibat kotoran tanah mencapai 200 kg per ton semakin memperparah keadaan. Para petani merasa terbebani oleh praktik ekonomi yang tidak adil ini.
"Kami seperti dijajah secara ekonomi," tegas Maradoni.
Ia berharap media massa dapat menjadi jembatan suara petani yang selama ini merasa terpinggirkan.
Apresiasi diberikan kepada PWI Lampung Timur atas pemberitaan demonstrasi damai sebelumnya, yang telah berhasil menyuarakan aspirasi para petani.
Namun, kesabaran petani rupanya telah habis. Maradoni memberikan ultimatum: jika tuntutan kenaikan harga singkong tak dipenuhi hingga 11 Januari 2025, sepuluh ribu petani akan menggelar demonstrasi besar-besaran di kantor Gubernur Lampung pada 13 Januari 2025 mendatang.
"Kami butuh keadilan! Dengan bantuan media, kami berharap suara kami didengar dan kesejahteraan petani singkong di Lampung Timur diperhatikan," seru Maradoni dengan nada penuh harap.
Aksi ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah dan perusahaan pengolah singkong. Nasib sepuluh ribu petani singkong dan masa depan pertanian di Lampung Timur kini berada di ujung tanduk(*)