Ngeri! Siswa SMP Jadi Incaran Teroris, Puluhan Anak Tergabung dalam Grup Rahasia Medsos!

Ngeri! Siswa SMP Jadi Incaran Teroris, Puluhan Anak Tergabung dalam Grup Rahasia Medsos!
Foto Pendiri NII, Ken Setiawan / Foto Kompas

LAMPUNGKU.ID, JAKARTA Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center, memberikan peringatan keras kepada aparat keamanan dan masyarakat terkait ancaman radikalisme dan terorisme yang semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, target perekrutan kini tak hanya menyasar pelajar SMA dan mahasiswa, tetapi juga siswa SMP.

"Awalnya saya tidak percaya, tapi laporan dari masyarakat membuktikan bahwa siswa SMP pun sudah terpapar terorisme dan diamankan oleh Densus 88," ungkap Ken pada hari Kamis, (29/5/2025). 

"Bahkan, jaringan teroris kelompok anak SMP ini jumlahnya sudah mencapai puluhan dan tersebar di seluruh Indonesia. Mereka punya grup tertutup di media sosial. Ini sangat mengerikan!"

Ken menjelaskan bahwa anak-anak SMP yang terpapar ini umumnya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. 

Ia mencontohkan kasus seorang siswa yang disita ponselnya oleh keluarga dan diganti dengan yang baru. 

Namun, anak tersebut mampu mengingat semua nomor dan email penting, lalu masuk kembali ke jaringan teroris dan memberitahu teman-temannya bahwa ia telah ditangkap.

"Rata-rata, video yang mereka tonton adalah tayangan konflik di daerah perang seperti Suriah dan Palestina. 

Ada video anak-anak latihan fisik dan perang menggunakan senjata, bahkan ada yang siap meledakkan diri di kantor polisi karena dianggap taghut dan yakin akan mati syahid masuk surga," jelas Ken.

"Ada juga video tayangan anak membakar paspor dan identitasnya. Ini termasuk salah satu faktor yang menginspirasi mereka."

Ken juga mengungkapkan bahwa ia pernah menerima laporan dari sebuah Pesantren Tahfidz Quran di Bogor yang seluruh santrinya telah direkrut dan dibaiat kepada NII oleh pimpinan pesantren. "Namun, karena belum melakukan tindakan terorisme, pesantren itu belum bisa ditindak oleh Densus 88," imbuhnya.

Di era digital ini, radikalisme menyebar melalui ponsel dan media sosial. Ken menekankan pentingnya kontrol orang tua dan mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika menerima berita atau ajakan mencurigakan ke hotline WA 0898-5151-228.

"Kami berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap fakta perekrutan radikalisme dan terorisme di kalangan remaja. Sebab, mereka adalah calon penerus generasi dan harapan bangsa di masa depan," pungkas Ken.(*)