Menteri PPMI: 97 Persen Pekerja Migran yang Alami Kekerasan adalah Berangkat Non Prosedural

LAMPUNGKU.ID, LAMPUNG TIMUR Rata-rata Pekerja Migran Indonesia(PMI) yang mengalami masalah kekerasan 97 persen faktor utamanya karena mereka berangkat secara non prosedural atau ilegal.
Hal itu disampaikan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Karding saat melaunching Desa Migram Emas Kabupaten Lampung Timur di Gedung Olah Raga(GOR) Bumi Tuah Bepadan kabupaten setempat, Kamis (31/7/2025).
Acara ini dihadiri Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah bersama Forkopimda, Plt Sekdakab,Para Asisten, Staf Ahli, kepala OPD,Camat dan para Kepala Desa, Calon PMI, Kepala SD dan SMA beserta Siswa siswinya dan Tamu Undangan.
Menteri Abdul Kadir Karding menyebut jika mereka-mereka berangkatnya non prosedural hal itu sangat berbahaya karena modalnya hanya paspor dan visa touring.
"Tapi kalau berangkatnya secara prosedural, aman tidak akan ada masalah, karena kita tahu datanya, dia bekerja dimana, yang ngirim siapa, pekerjaannya apa, kontrak kerjanya seperti apa," ungkap Abdul Kadir Karding.
Oleh karena itu ,kata menteri PPMI , Desa Migran Emas menjadi salah salah satu cara untuk memitigasi terjadinya pemberangkatan pekerja migran non prosedural terlalu banyak.
"Terutama di Lampung Timur nih ,maka dilaunching 20 Desa Migran Emas,"tandasnya.
Lanjut Menteri PPMI, dengan adanya Desa Migran Emas ,Ekosistem di desa yang memastikan orang keluar masuk itu diketahui oleh desa dan orang yang akan berangkat kerja keluar negeri itu memahami informasi yang cukup bagaimana berangkat atau bermigrasi secara aman dan prosedural.
"Harapannya seluruh Desa Migran Emas paling tidak punya Perdes tentang perlindungan Pekerja Migran Indonesia,"harapnya.
"Karena kuncinya itu di desa, Calo mainnya juga di desa, ngerektutnya di desa, bahkan kadang kadang ada oknum perangkat yang yang jadi calo,tapi saya tau di Lampung Timur tidak ada," pungkasnya.