Gus Yahya Tegaskan Tak Akan Mundur, Cendekiawan NU Soroti Etika 'Tawadhu'
LAMPUNGKU.ID, JAKARTA Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dengan tegas menyatakan komitmennya untuk menunaikan mandat Muktamar selama lima tahun ke depan. Penegasan ini muncul di tengah diskursus yang berkembang mengenai kinerja organisasi.
"Amanat dari Muktamar ke-34 untuk lima tahun telah saya terima, dan akan saya jalani. Insyaallah saya sanggup, maka sama sekali tidak terbersit pikiran untuk mundur," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya juga menyoroti bahwa Majelis Syuriah PBNU tidak memiliki wewenang untuk memberhentikan Ketua Umum atau fungsionaris yang lain sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.
Hari ini, Minggu (23/11/2025) Ketum PBNU Gus Yahya mengundang puluhan kiai dan alim ulama untuk menghadiri "Silaturahmi Alim Ulama" di Gedung PBNU lantai 8 di Jl Kramat Raya Nomor 164 Jakarta. Acara dijadwalkan mulai 19.30 WIB.
Menanggapi hal tersebut, cendekiawan Nahdlatul Ulama, Prof. Husein Muhammad (Gus Nadir), menilai bahwa pendekatan formal Gus Yahya terhadap AD/ART kurang tepat dalam situasi organisasi yang dianggapnya tidak normal.dilansir dari Metro TV
"AD/ART itu hanya bisa berjalan jika kondisi organisasi berjalan normal. Saat ini, kondisinya sudah tidak normal," jelas Gus Nadir.
Gus Nadir menambahkan bahwa penolakan Gus Yahya untuk mundur tidak menyentuh substansi alasan yang disampaikan oleh Risalah Rapat Harian Syuriah, melainkan lebih berfokus pada aturan organisasi.
Gus Nadir menyoroti situasi "saling mengunci mati" yang terjadi saat ini, di mana tokoh utama sulit untuk duduk bersama.
Dalam kondisi ini, AD/ART seolah kehilangan fungsinya. Ia menekankan pentingnya kembali pada etika Nahdlatul Ulama, yaitu tawadhu (menempatkan diri sebagai santri di hadapan kiai).
"Seharusnya Gus Yahya memegang prinsip sebagai seorang santri, dia harus sami'na wa atho'na (kami dengar dan kami taat) berdasarkan keputusan dari kiai," imbuhnya.
Gus Nadir juga menyoroti macetnya roda organisasi PBNU akibat situasi ini. Pernyataan Gus Yahya ini semakin menambah dinamika internal di tubuh PBNU.
Harapan akan solusi yang mengedepankan etika, tawadhu, dan kemaslahatan organisasi terus mengemuka di kalangan Nahdliyin.(*)



