Puncak Begawei Adat Lampung: Enam Tokoh Adat Dilantik Jadi Suttan, Warisan Leluhur Dijaga

Puncak Begawei Adat Lampung: Enam Tokoh Adat Dilantik Jadi Suttan, Warisan Leluhur Dijaga
Tokoh Adat Buay Nuat Kedaton Induk, Kiri Suttan Rajo Yang Tuan, Tengah Suttan Ratu Buay Nuat dan Kanan Suttan Rajo Bandar Sembahen Migo

LAMPUNGKU.ID, LAMPUNG TIMUR Kemeriahan mewarnai puncak acara Begawei Adat Lampung Buay Nuat Kedaton Induk yang digelar di Sesat Agung Balai Adat Buay Nuat Kedaton Induk. Acara ini menjadi momen sakral dengan penobatan enam tokoh adat sebagai penyimbang adat yang menyandang gelar Suttan.

Keenam tokoh tersebut adalah Suttan Kanjeng Tuan Agung, Suttan Rajo Pasaie, Suttan Penyimbang Adat, Suttan Rajo Inten, Suttan Guruw Alam, dan Suttan Rajo Kiwah. Pelantikan ini menandai babak baru bagi para Suttan dalam mengemban amanah adat.

Suttan Rajo Yang Tuan, Ketua Panitia Gawei , menjelaskan bahwa acara puncak ini adalah kulminasi dari serangkaian prosesi Begawei Adat yang telah berlangsung selama beberapa hari.

"Alhamdulillah, prosesi gelar adat sudah melewati beberapa tahapan dan tibalah hari ini acara puncaknya yaitu acara mapadun," ujarnya dengan rasa syukur, Minggu (12/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Suttan Rajo Yang Tuan menyampaikan pesan penting kepada masyarakat. Mari kita sama-sama menjaga dan menjunjung selalu adat istiadat, khususnya kita Lampung lama atau pribumi, yang mana kita mendapatkan warisan dari para leluhur atau yang disebut dengan 'appauw tuyuk'.

"Kita sama-sama menjaganya dan selalu melestarikan," imbaunya dengan penuh semangat.

Ia juga menekankan bahwa adat dan budaya adalah warisan berharga yang bertujuan untuk kebaikan kehidupan bermasyarakat. 

"Jangan sampai nanti setelah dilantik atau mendapatkan gelar Suttan membuat kita menjadi sombong bahkan berbuat yang kurang baik." Pesan Suttan Rajo Yang Tuan Dengan nada bijak

Acara Begawei Adat ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya Lampung. 

Semangat kebersamaan dan gotong royong dalam menjaga adat istiadat diharapkan terus membara di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Lampung lama (Pribumi).(*)