Gebrakan Gubernur Mirza: Pemetaan Kualitas Guru Se-Lampung Dimulai, Siap Tingkatkan Mutu Pendidikan

Gebrakan Gubernur Mirza: Pemetaan Kualitas Guru Se-Lampung Dimulai, Siap Tingkatkan Mutu Pendidikan
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Meninjau Langsung Kompetensi Guru / Foto Net

LAMPUNGKU.ID, BANDAR LAMPUNG Pemerintah Provinsi Lampung memulai langkah besar untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menggelar pemetaan kualitas guru SMA/SMK secara serentak. 

Dimulai hari ini, Sabtu, 18 Oktober 2025, program ini menjadi angin segar setelah lebih dari satu dekade vakum.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, turun langsung memantau pelaksanaan tes perdana yang dipusatkan di SMAN 5 dan SMAN 9 Bandar Lampung. 

Dengan wajah optimis, beliau menyampaikan, Kita ingin memastikan bahwa setiap guru di Lampung memiliki kompetensi yang mumpuni. 

"Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan generasi penerus,"ujarnya.

Sebanyak 2.674 guru dari berbagai penjuru Lampung mengikuti sesi pertama uji kompetensi yang dilakukan secara daring melalui aplikasi School media. 

Tes ini meliputi empat aspek krusial: kepribadian, sosial, pedagogi, dan profesionalisme. Masing-masing aspek diuji dengan durasi yang bervariasi, dan diawasi ketat oleh Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung, Thomas Amirico, menjelaskan bahwa ini baru permulaan. Uji kompetensi ini adalah tahap awal dari upaya kita memetakan kompetensi sekitar 14.368 guru di seluruh Lampung. 

"Setelah kita punya data yang akurat, barulah kita bisa merancang program pelatihan yang tepat sasaran," ujarnya saat ditemui di SMAN 5 Bandar Lampung.

Lebih lanjut, Thomas Amirico menambahkan, Setelah pemetaan awal, para guru akan mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan, termasuk Training of Trainers (TOT), sebelum akhirnya dites ulang. Tujuannya jelas.

"Untuk mengukur sejauh mana kompetensi mereka meningkat,"jelasnya.

Koordinator acara sekaligus Kepala Bidang Pembinaan dan Ketenagaan Disdikbud Lampung, Jhoni Efendi, merinci bahwa peserta tes berasal dari 14 mata pelajaran berbeda. 

"Matematika menjadi mata pelajaran dengan peserta terbanyak, diikuti oleh Bahasa Indonesia dan Bimbingan Konseling. Ini menunjukkan antusiasme guru-guru kita untuk terus mengembangkan diri," jelasnya.

Jhoni juga menyoroti keragaman karakter pendidikan di Lampung. Kita sadar bahwa tantangan yang dihadapi guru di kota berbeda dengan mereka yang bertugas di pelosok. 

"Oleh karena itu, intervensi yang kita berikan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing," pungkasnya.(*)